Hay, kamu.
Sudah sampai mana pendakianmu hari ini?
Apa mimpimu semakin dekat?
Apakah semangatmu masih pekat?
Atau yang paling sering kau tanyakan padaku dulu, bagaimana harimu?
Ah, aku terlalu banyak bertanya.
Tapi aku tak ingin menanyakan rindu, karna aku sungguh tak perlu menanyakannya. Kaulah yang pasti menyampaikannya.
Hay kamu, pemilik tawa penyemangatku.
Untuk kamu, seorang yang menerima saja maunya pemimpi yang terlalu keras terhadap dirinya ini.
Terima kasih pernah datang dan mengetuk dengan keras.
Hay kamu.
Terima kasih untuk rasanya dimengerti dan dipercaya.
Terima kasih untuk banyak deringan yang kau angkat dengan suka cita.
Dan terima kasih untuk pernah memutuskan melepaskanku tanpa sedikitpun amarah.
Tak banyak memang waktu yang kita bagi berlabel kita, tapi aku, kamu sama-sama tau waktu itulah hal yang aku dan kamu pernah sama-sama syukuri adanya.
Sudah sampai mana pendakianmu hari ini?
Apa mimpimu semakin dekat?
Apakah semangatmu masih pekat?
Atau yang paling sering kau tanyakan padaku dulu, bagaimana harimu?
Ah, aku terlalu banyak bertanya.
Tapi aku tak ingin menanyakan rindu, karna aku sungguh tak perlu menanyakannya. Kaulah yang pasti menyampaikannya.
Hay kamu, pemilik tawa penyemangatku.
Untuk kamu, seorang yang menerima saja maunya pemimpi yang terlalu keras terhadap dirinya ini.
Terima kasih pernah datang dan mengetuk dengan keras.
Hay kamu.
Terima kasih untuk rasanya dimengerti dan dipercaya.
Terima kasih untuk banyak deringan yang kau angkat dengan suka cita.
Dan terima kasih untuk pernah memutuskan melepaskanku tanpa sedikitpun amarah.
Tak banyak memang waktu yang kita bagi berlabel kita, tapi aku, kamu sama-sama tau waktu itulah hal yang aku dan kamu pernah sama-sama syukuri adanya.
Aku tak pernah mau mengulang waktu.
Tapi kalaupun aku diberi kesempatan itu, aku akan mengulang lima bulan itu. Saat aku dan kamu adalah kita.
Komentar
Posting Komentar