Langsung ke konten utama

#SebulanCurcol #Day22: Teman-teman!

Yang paling aku syukuri di hidupku sekarang?
Jelas!

BEAUTY

AND

GLORY!


HAHAHAHAHAHA

Maaf maaf, abis nonton film ni. Masih kebawa.
Glory, glory, apaan glory? masi jauh wey! Mau beli sepatu diskonan aja masih mikir berkali-kali gitu lau Mi.


Baik, ini yang serius nih. Dari banyak hal yang aku punya hari ini, aku sungguh sangat bersyukur punya teman-teman yang masih mau menemani. Sejujurnya aku bukan seorang yang sangat menyenangkan dan luar biasa baik sehingga banyak orang yang mau berkawan. Aku juga bukan orang sering menanyakan kabar dan secara rutin mengabsen mereka lewat telfon. Aku jauh lebih senang dan menyenangkan saat bertemu dan banyak bertukar obrolan secara langsung dibanding hanya bertukar obrolan lewat layar. Sedangkan sekarang ini bertukar cerita secara langsung sungguh jarang kita lakukan, lebih praktis menggunakan layar pintar kita. Sayangnya aku belum terlalu menyukainya. Beginilah aku, orang yang mungkin kurang menyenangkan bagi sebagian orang. Dan mungkin juga bagi kamu.

Banyak hal yang kurang dariku, dan mereka masih mau menemaniku disaat tersedih dan terbahagiaku. Sungguh, pada merekalah rasa syukurku tertambat. Mereka yang datang untuk berbagi cerita, berbagi hari, berbagi celaan, bahkan pun berbagi gebetan dan tiket nonton.

Hahaha, iya berbagi gebetan. Aku dan salah satu teman pernah naksir orang yang sama. Pernah ngayal pun jadi pendamping orang tersebut. Dan, kejadian ngegebet gebetan temen ini terjadi nggak cuma sekali lhoooo di aku. Dua kali. Dengan teman yang berbeda tentunya.

Kalau kamu tanya nasibnya? Kami masih berteman baik.
Gebetan? Mereka akhirnya menikah dengan orang lain, bukan kami. HAHAHA

Ngenes bener ya? IYAAAA!
Tapi inilah guyonan semesta yang beneran lucu yang masih sering kami bahas, dan tentunya kami tertawakan bersama.

Ah kalian!
Sehat selalu ya. Jangan lupa bahagia, jangan terlalu lelah ngejar dunia, ingat kesehatanmu gaeesss. Hahaha
Kalau kangen dikatain, sini lah, kita jalan bareng!



With love
Ismi Minarsy
Orang ngeselin yang sering kalian kangenin.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Dan Pengalaman Sakaw Aroma Karsa (Full Spoiler)

“Kalau wewangian bisa berbicara, suaraku pasti sudah habis menyapa mereka satu demi satu”  Jati Wesi (Surat-Surat Dari Grasse. Aroma Karsa – part 8) “Dari semua yang pernah kukenal, kamu orang pertama yang bisa membaui dunia seperti yang kubaui, yang bisa mencium apa yang kucium. Orang pertama yang mengerti.” – Jati Wesi (Separuh Misteri. Aroma Karsa – part 7) “Asmara tidak bisa dipahami, Cuma bisa dirasakan akibatnya” – Empu Smarakandi Beberapa bulan ini aku sedang keranjingan satu karya yang berhasil membolak balik pikiranku, yang membuat hatiku berjangkar di sana tanpa mau berpindah sejak awal kalimatnya sampai. Aroma Karsa, satu lagi karya terbaru Dee Lestari yang baru 16 Maret 2018 lalu resmi terbit di toko buku. Aroma Karsa sendiri diterbitkan dalam dua versi, buku dan digital. Secara digital, buku ini diterbitkan dalam format cerbung yang dibagi dalam 18 part setiap hari senin dan kamis mulai Januari lalu oleh Bookslife. Seperti yang terlihat pada p

#SebulanCurcol #Day12: Aku #SobatDrakor

Hari ini masuk ke tema yang lumayan receh dan ringan nih di #SebulanCurcol setelah kemarin mengharu biru ngomongin pesan buat anak kita kelak. Kalau ngomongin hobi, di CV aku cuma masukin empat padahal sebenarnya ada lima hobi yang aku selalu lakukan. 1. Dengerin musik 2. ‎Baca buku fiksi 3. ‎Nonton 4. ‎Jelajah pantai Dan yang terakhir, yang terlalu random untuk ditulis di CV adalah 5. ‎Nyampul buku Kalau dengerin musik kayanya bukan hobi lagi ya, tapi sudah masuk kebutuhan bagi aku. Disaat apapun, kondisi apapun musik adalah hal esensial buat aku. Musik itu elemen penting untuk menambah konsentrasi bagiku. Belajar, nyetir, bahkan dulu saat rapat-rapat penting dan krusial aku selalu butuh musik supaya tetap waras dan bisa konsentrasi jauh lebih lama. Oke, lain kali mungkin aku akan cerita soal musik di hidupku. Kalau poin kedua dan keempat sepertinya sudah sering masuk dicerita-cerita lainku di blog ini. Soal hobi menyampul buku pun sepertinya pernah aku baha

Senandika

Yang aku tau, Semesta selalu berbaik hati. Ada banyak hal yang tandang dalam pikir. Sebagian pergi, sebagian mampir sejenak, dan sebagian lagi menetap. Mengakar dan dalam. Pernah ada yang datang mengancapkan akar, cukup kuat nan mengubah perjalanan. Dunia berubah, kenyataan berubah, dan ia pun sama berubahnya. Kemudian kemarin, rasanya baru kemarin satu lagi mampir. Terlampau indah untuk dilewatkan, tapi pun terlalu mengawang membawanya datang di pangkuan. Kemudian pertanyaan datang, apa saatnya rehat? Apa memang saatnya mengembalikannya lagi mengawang? Jalannya redup nan pincang. Hanya saja harapan masih menyala redup menantang. Apakah ini saatnya? Atau apakah boleh merayu sekali lagi? Apakah boleh mengetuk kembali ke pintu yang sama, harapan yang sama? Tapi yang aku tau, Semesta selalu berbaik hati.