Hay Udra, sejujurnya aku tak tau kapan kamu akan dilahirkan. Saat kamu lahir mungkin di luar hujan dan petir sedang bersaut-sautan, mungkin juga matahari sedang terik-teriknya, atau mungkin purnama sedang mekar hari itu. Yang pasti, saat itu adalah saat yang paling tepat untukmu menyapa dunia.
Samudra, walaupun tempatmu pertama kali merasakan udara kelak adalah tempat yang hening, sesungguhnya tempat itu adalah ruangan paling riuh dalam hidupku. Riuh akan kebahagiaan yang membuncah dari kami berdua, karna akhirnya hadiah kami selamat dihaturkan Tuhan.
Samudra, tumbuhlah dengan berbahagia. Aku tau dunia bukan tempat yang nyaman seperti saat kamu meringkuk berbulan-bulan. Dunia akan luar biasa kejam, tapi besarlah untuk melawan, Samudra. Dunia membutuhkanmu, manusia yang tau apa yang dia mau, manusia yang memilih dengan hati yang bebas dan berani.
Dunia kelak akan luar biasa bising bagimu, tak apa jangan menghindar, teruslah berjalan Samudra. Bila jengah membuatmu lengah, tutup saja telingamu dan lanjutkan perjalananmu.
Udra, pilihan-pilihan sulit akan mampir kepadamu bergantian nanti, jangan takut Samudra, ambillah keputusan dengan pertimbangan yang matang, tanpa rasa takut, yakinlah hatimu akan menuntun ke tempat yang kamu butuhkan.
Kalau kamu merasa dirimu berbeda, tak apa Samudra, kami memang menemanimu tumbuh dengan cara yang berbeda dari dunia. Jangan risau Samudra, kamu tak sendiri, kami berbeda. Kita berbeda, sungguh tak mengapa.
Samudra, aku tak akan pernah menuntutmu menjadi apa yang aku inginkan atau sekitarmu inginkan. Aku hanya mengharuskanmu menjadi salah satu manusia baik di muka bumi ini. Sungguh hanya itu tuntutanku untukmu. Selebihnya kamu adalah manusia merdeka, Samudra.
Hiduplah dengan bebas, terbanglah setinggi yang kamu mau, sejauh yang kakimu bisa tempuh, dan semenyenangkan apa yang otakmu pernah khayalkan, Samudra.
Komentar
Posting Komentar