Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Bale Kambang

Di pagi yang basah, matahari bersinar dengan berani di balik karang. Pagi ini aku hanya ingin berbincang tentang apa yang aku takutkan, apa yang aku rasakan, dan apa yang membuatku kembali membangun impian. Pagi ini aku tak ingin membincangkan rindu, untuk apa? Karna aku telah melihatnya langsung, ungkapan rindu seseorang kepada pucuk pasaknya. Perjalanan ini tentang kami, dua orang yang ingin kembali menata mimpi, memeluk harapan, dan ingin dikuatkan. Perjalanan ini tentang waktu, waktu yang berhasil diluangkan, waktu yang ingin diulur perlahan dalam bincang, dan waktu yang ingin kami habiskan untuk sedikit rehat, mengeluh, dan berkata lelah. Perjalanan ini tentang kami yang ingin membuktikan bahwa apapun dan siapapun kamu, hidup ini tak semenakutkan apa yang dilaporkan tiap pagi di layar berita. Perjalanan ini adalah pembuktian bahwa gender hanyalah perkataan dan budaya. Ini perjalanan dua orang perempuan yang lelah dinilai oleh banyak orang, dua orang yang hanya ingin din

I'm Twenty Six

Hey, sekarang umurku 26, dua puluh enam, umur yang sudah dianggap tua oleh anak sekolahan tapi umur yang masih dianggap terlalu muda untuk disejajarkan dengan meraka yang telah mengaku orang dewasa. Perjalanku menjadi dewasa sudah kujalani lebih dari dua tahun. Dua tahun lalu aku masih ingat aku adalah manusia penuntut yang sering kali memprotes banyak hal yang bagiku tak sesuai. Aku lebih bahagia ketika berandai-andai “enak ya jadi bocah, bisa bahagia dengan cara sederhana, nggak perlu dilabeli kalau buat salah”, ah, pemikiran itu. Banyak sekali yang kulewati dalam dua tahun ini, beberapa hal aku lewati dengan tersenyum, beberapa lainnya kulewati dengan air mata yang jatuh saat malam. Dua tahun ini aku banyak belajar, bagaimana caranya menyikapi penghianatan, bagaimana mencari kebahagiaan disela banyak kata hujatan, bagaimana menjadi seorang anak dan kakak sekaligus, bagaimana aku tau sahabat sebenarnya, bagaimana menerima tanpa keluhan dan penyesalan. Perjalanan yang kujalan

Surat Untuk Masa Depan

Hay Mi, aku tau suatu saat kamu akan membaca ini lagi. Aku tak tau kau akan seperti apa kelak, aku tak tau semesta akan membawamu berputar di poros yang mana nanti. Menjadi seperti apapun kamu kelak, semoga kau tak pernah melupakan mimpimu yang kamu bangun dengan susah payah hari ini. Iya hari ini aku sedang memperjuangkan masa depanmu. Semoga saat kamu membaca ini kamu sedang tersenyum karna akhirnya mimpimu jadi nyata, tapi saat ternyata mimpimu tak terwujud, tak apa, sungguh tak apa. Bagaimana menjadi dewasa? Apakah menyenangkan? Sudah pergi ke mana saja kamu? Sudahkah kamu menginjakkan kakimu ke Prague? Sudahkah akhirnya kamu menjelajahi Nusa Tenggara Timur? Bagaimana dengan S-2 mu, jadi melanjutkan di jurusan apa? Ah, sepertinya aku terlalu banyak bertanya. Aku tak tau saat ini kamu sedang membaca ini di mana, bisa jadi kamu sedang di eropa, atau mungkin masih di Surabaya. Kalau ternyata kamu masih di Surabaya dan belum ke mana-mana, sungguh tak apa, aku tau kamu past

Menulis Mimpi

"100 MIMPI DAN KEINGINAN" Itulah judul di satu kertas lecek yang saya temukan dua tahun lalu. Kertas yang selama beberapa tahun tidak pernah saya ingat keberadaan dan isinya. Saya membacanya dan tertawa setelahnya. Ternyata saya pernah bermimpi untuk bisa ke Lombok naik pesawat untuk trip. Setelah saya ingat, pada saat itu saya belum pernah menginjakkan kaki di bandara, belum pernah tau rasanya terbang, bahkan belum tau seperti apa Lombok itu. Dan yah, semesta mengabulkan mimpi saya yang sudah terlupakan ini beberapa tahun kemudian. Yah mungkin kebetulan. Mungkin saat itu memang saya kebanyakan uang, tapi hey, mimpi asal-asalan saya tercapai lho. Baiklah, kita bahas yang lain. Masih di kertas sama yang kutemukan sudah kucel itu. Saya pernah menuliskan "jadi ketua satu organisasi", "bisa ngomong di depan orang banyak", dan "pergi ke Jakarta karna urusan kerjaan" bagi saya yang saat itu anak ingusan pergi ke Jakarta karna tugas memang se