26/05/2015 4.27
Kamu masih satu yang bertahta diatas segalanya. Diatas cintaku akan dunia.
Mimpiku masih sama seperti dahulu. Saat dua tahun lalu aku tertegun tak sengaja mengcopy kepribadianmu di otakku.
Kau mungkin tak tau seberapa besar mimpi ini tumbuh.
Ia mengakar dalam. Saat ini batangnya makin kuat. Akarnya makin memanjang bercokol dalam hati. Bahkan daunnya kini makin lebat makin hijau karna pertemuan kita. Pertemuan kita yg teramat singkat untuk melebur rindu.
Berkali kali aku terbangun disampingmu. Berkali kali pula pelukanmu membangunkan sadarku. Tapi kamu tetap tak tergapai olehku. Riuhnya percakapan di pagi harilah yang selalu menamparku. Kau bukan milikku.
Tapi harapan ini masih tetap menyala. Mimpi ini masih tumbuh dengan suburnya. Kamu masih lelaki yang selalu membuatku berhenti. Kamu masih selalu jadi sosok yg melindungiku dalam perbuatan. Kamu masih orang yang memperhatikanku dalam diam. Hanya dari cerita mereka. Dan dari sepotong perkataanku yang kulontarkan disela pamitmu.
Jika mimpi ini harus hancur. Bila harapan ini memang harus dipadamkan. Bolehkah aku berlari memelukmu sekali saja. Izinkan aku untuk terakhir kalinya mengikis lelahmu hingga habis. Hingga nantinya kau tak pernah lagi mencariku untuk memantik lagi senyuman dan semangatmu.
Komentar
Posting Komentar