Aku mengenang banyak kota dengan perasaan yang berbeda-beda. Semarang dengan rasa nyaman dan aroma persahabatan yang kental, karna pertama kali aku menginjakkan kaki aku disambut oleh peluk sahabat. Banyuwangi, kota yang selalu ingin aku datangi lagi dan lagi karna pantainya selalu meninggalkan memori. Jogja dengan keramahan dan aroma mistis yang kental. Dan yah tentunya Surabaya, tempat selama ini aku tinggal. Tapi kalau bicara soal kota yang punya kenangan paling menyenangkan jawabannya adalah kota Batu.
Aku adalah orang yang mengingat sesuatu dari kejadian yang aku alami. Beberapa tahun lalu di Batu aku pernah mengalami kejadian yang menyenangkan, iya ini soal cinta anak umur 20-an yang manis, yang tiap aku menginjakkan kaki ke sana kejadian itu selalu berulang. Walaupun kisahnya sudah berlalu, rasa nyaman dan menyenangkan itu selalu tertinggal. Menyusuri jalanannya, sejuk udaranya, suasana alun-alunnya yang tak pernah sepi, dan tentu saja antrian ramai di Pos Ketan.
Hal itu juga yang membuat aku langsung setuju saat Ayah menawarkan soal tinggal dan punya rumah di Batu. Rumah pertamaku yang selama ini kudoakan, tempat pulang yang nyata, kamar yang selama ini hanya keinginan akhirnya punya wujudnya. Tempat hijrah pertama kami dari Surabaya yang selama ini menaungi.
September ini aku kembali memaknai kota Batu dengan makna tambahan. "Pulang".
Komentar
Posting Komentar