Langsung ke konten utama

#SebulanCurcol #Day12: Aku #SobatDrakor

Hari ini masuk ke tema yang lumayan receh dan ringan nih di #SebulanCurcol setelah kemarin mengharu biru ngomongin pesan buat anak kita kelak.

Kalau ngomongin hobi, di CV aku cuma masukin empat padahal sebenarnya ada lima hobi yang aku selalu lakukan.

1. Dengerin musik
2. ‎Baca buku fiksi
3. ‎Nonton
4. ‎Jelajah pantai
Dan yang terakhir, yang terlalu random untuk ditulis di CV adalah
5. ‎Nyampul buku

Kalau dengerin musik kayanya bukan hobi lagi ya, tapi sudah masuk kebutuhan bagi aku. Disaat apapun, kondisi apapun musik adalah hal esensial buat aku. Musik itu elemen penting untuk menambah konsentrasi bagiku. Belajar, nyetir, bahkan dulu saat rapat-rapat penting dan krusial aku selalu butuh musik supaya tetap waras dan bisa konsentrasi jauh lebih lama. Oke, lain kali mungkin aku akan cerita soal musik di hidupku.

Kalau poin kedua dan keempat sepertinya sudah sering masuk dicerita-cerita lainku di blog ini. Soal hobi menyampul buku pun sepertinya pernah aku bahas di satu post sendiri ya. Hobi yang nggak lumrah, tapi selalu sanggup membuat tenang.

Nah, yang hari ini mau aku ceritakan adalah soal nonton. Iyaaa, nonton. Lebih banyak memang nonton film, film Indonesia terutama. Aku adalah salah satu orang yang mengikuti perjalanan film Indonesia dari dulu. Nonton dari zaman bioskop selalu sepi sampai sekarang bioskop menjamur dan ramai penggemar.
Aku juga penonton film asia, Jepang, Korea, Taiwan, Thailand pun walaupun gemes bener sama bahasanya yang kurang seksi itu. Aku bukan penggemar film hollywood, alasannya karna aku susah mengenali wajah orang, apalagi wajah orang barat yang menurutku semua sama. Tiap aku nonton film hollywood aku selalu kebingungan. Jadi yah menyerah saja lah daripada pusing sendiri. Masih nonton sih, tapi tak sesering nonton film dari negara asia.

Tontonan lain yang paling sering aku tonton dan menghabiskan porsi waktu terbanyakku adalah DRAMA KOREA! Walaupun bahasan ini baru aku mulai beberapa bulan terakhir di twitter, tapi sebenarnya aku sudah keranjingan nonton drakor sejak aku masih belasan tahun. Full House, Sassy Girl Chun Hyang, Wondefull Live, dan Sorry, I love You adalah drakor yang membuat aku jatuh cinta dan ketagihan sampai sekarang.

Bagi kalian yang belum tau, drama Korea juga punya berbagai macam genre, nggak melulu cerita soal cinta-cintaan cheesy soal anak orang kaya yang jatuh cinta dengan orang miskin. Nggak! Drakor sekarang sudah berkembang sangat pesat. Fiksi fantasi ada Goblin yang sukses besar. Di genre crime ada Mad Dog, Ghost Phantom, Voice dan lain sebagainya. Soal madical drama ada Hospital Ship, Amergency Couple, dan yang terakhir aku tonton ada Romantic Doctor Teacher Kim yang punya adegan operasi memukau. Atau mau drama yang dekat dengan kehidupan kita atau sebutan terkenalnya slice of life kamu bisa tonton Age of Youth atau Because This is My First Life.

Jadi kalau kamu merasa drama Korea tak masuk dalam listmu karna kamu nggak suka satu judul, ohhh itu kamu cuma belum nemu genre yang cocok aja. Hahaha

Antusias sekali ya sepertinya aku ngomongin drakor? Iyaaa, memang segitu cintanya. Aku selalu menaruh hormat pada orang-orang produksinya. Dari banyaknya judul dan genre yang aku tonton, belum ada tuh sepertinya drakor yang dikerjakan tidak dengan serius. Sepertinya semua aspek sangat mereka pikirkan, dari ide cerita, plot, pemilihan pemain, dialog, sampai pengambilan gambar.

Goblin lah contohnya. Untuk tayangan 16 episode mereka membuat scene seperti ini.




Atau Descendant of The Sun, mereka rela membawa ber-truck debu demi menggambarkan suasana bekas gempa yang real.



Dan memang berhasil. Efek gempanya berasa real bersama gedung setengah runtuh dan tentunya debu dan alat berat yang crew gunakan.

Ah, kalau ngomongin drakor aku yakin sampai dua hari pun aku akan sangat antusias, tapi yasudah lah ya, aku nggak mau postingan blogku ini nantinya bisa dijilid di foto copyan karna kepanjangan. Hahaha

Jadi mari kita sudahi saja. Eh tapi kalau kamu tertarik dan mau minta rekomendasi judul drakor yang sesuai dengan kamu, let me know ya. Aku akan sangat senang bisa meracunimu. *ketawa setan*

Bonus nih, aku kasih list drama Korea yang sudah aku tonton dan membekas di hati, tentunya dari banyak genre ya. Cekidot.

1. 49 Day's
2. ‎Age of Youth
3. ‎Dream High
4. ‎Gentlemen Dignity
5. ‎Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo
6. ‎The Greatest Wedding
7. ‎Wonderful Life
8. ‎I Miss You
9. ‎The Great Doctor
10. ‎Because This is My First Life
11. ‎Descendants of the Sun
12. ‎Ghost Phantom
13. ‎Kill Me Heal Me
14. ‎Sassy Girl Chun Hyang
15. ‎Billiant Legacy
16. ‎Sorry, I Love You
17. ‎Romantic Doctor Teacher Kim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Dan Pengalaman Sakaw Aroma Karsa (Full Spoiler)

“Kalau wewangian bisa berbicara, suaraku pasti sudah habis menyapa mereka satu demi satu”  Jati Wesi (Surat-Surat Dari Grasse. Aroma Karsa – part 8) “Dari semua yang pernah kukenal, kamu orang pertama yang bisa membaui dunia seperti yang kubaui, yang bisa mencium apa yang kucium. Orang pertama yang mengerti.” – Jati Wesi (Separuh Misteri. Aroma Karsa – part 7) “Asmara tidak bisa dipahami, Cuma bisa dirasakan akibatnya” – Empu Smarakandi Beberapa bulan ini aku sedang keranjingan satu karya yang berhasil membolak balik pikiranku, yang membuat hatiku berjangkar di sana tanpa mau berpindah sejak awal kalimatnya sampai. Aroma Karsa, satu lagi karya terbaru Dee Lestari yang baru 16 Maret 2018 lalu resmi terbit di toko buku. Aroma Karsa sendiri diterbitkan dalam dua versi, buku dan digital. Secara digital, buku ini diterbitkan dalam format cerbung yang dibagi dalam 18 part setiap hari senin dan kamis mulai Januari lalu oleh Bookslife. Seperti yang terlihat pada p

Mengingat yang Dilupakan

Aku pernah di sana menangis meminta diberi seorang yang akan membawakanku segelas air putih hangat beserta sup panas dan sebutir paracetamol saat aku sedang demam. Aku lupa, aku pun pernah dipeluk saat lemas, dirapatkan selimutnya saat aku menggigil, dan dibawakan bubur panas setiap kali ingin makan. Aku pun pernah menangisi keadaan, keadaan dimana aku harus membanting tulang membiayai hidupku sendiri saat belia. Tapi aku lupa aku pernah di sana, tertawa bahagia karna semua keinginanku diwujudkan tanpa aku harus berusaha. Aku pun pernah merasa marah pada semesta karna tak mengabulkan inginku. Aku mengutuknya hingga lelah, bahkan aku mengabaikan rayuannya. Tapi aku melupakannya, semesta yang meringakan jalanku, yang selalu memberi keberuntungan untukku. Semesta yang luar biasa baik mengaminkan banyak keinginanku. Aku melupakannya. Sungguh, aku bukan pemaaf seperti yang banyak orang lihat. Aku pun bukan seorang yang selalu ikhlas menerima segalanya. Sesungguhnya aku hanya se