"100 MIMPI DAN KEINGINAN"
Itulah judul di satu kertas lecek yang saya temukan dua tahun lalu. Kertas yang selama beberapa tahun tidak pernah saya ingat keberadaan dan isinya. Saya membacanya dan tertawa setelahnya.
Ternyata saya pernah bermimpi untuk bisa ke Lombok naik pesawat untuk trip. Setelah saya ingat, pada saat itu saya belum pernah menginjakkan kaki di bandara, belum pernah tau rasanya terbang, bahkan belum tau seperti apa Lombok itu. Dan yah, semesta mengabulkan mimpi saya yang sudah terlupakan ini beberapa tahun kemudian. Yah mungkin kebetulan. Mungkin saat itu memang saya kebanyakan uang, tapi hey, mimpi asal-asalan saya tercapai lho.
Baiklah, kita bahas yang lain.
Masih di kertas sama yang kutemukan sudah kucel itu. Saya pernah menuliskan "jadi ketua satu organisasi", "bisa ngomong di depan orang banyak", dan "pergi ke Jakarta karna urusan kerjaan" bagi saya yang saat itu anak ingusan pergi ke Jakarta karna tugas memang sebegitu kerennya. Dan lagi-lagi guyonan semesta ini memang lucu, semuanya dikabulkan lewat skenario yang apik. Dua tahun setelah saya tulisan itu dibuat, saya mendaftar sebagai salah satu relawan di organisasi tingkat daerah. Setahun setelahnya saya terbang ke Jakarta karna tugas. Di organisasi itu saya bertugas banyak sebagai fasilitator yang seringkali membuat saya berdiri di depan banyak orang untuk bicara, satu mimpi asal saya kembali ter-ceklist. Sampai di sini kah guyonan semesta? Tidak, beberapa tahun setelahnya saya jadi koordinator di organisasi tersebut. Lebih lucunya, saya menemukan kertas lecek itu saat saya baru saja mengundurkan diri dari posisi koordinator, saat secara random membersihkan laci lemari dan saya sama sekali tak ingat pernah menulis semua itu. Jelas sekali skenario ini bukan ambisi terencana.
---------------------------------------------------------------------
Sejak itu saya selalu menuliskan mimpi random yang tercetus, walau seringnya mimpi itu terlalu tinggi untuk digapai. Tulis saja kadang di secarik kertas, kadang di buku catatan, kadang pun di mana saja saya ingin tulis. Bahkan skarang saya jadi orang yang sesumbar soal mimpi. Bukan karna sombong, saya hanya ingin banyak orang mengaminkan mimpi saya. Lagipula apa yang bisa disombongkan dari sebuah mimpi? Tak ada.
Jadi siapapun kamu, ayolah bermimpi. Saat kamu merasa mimpimu kurang masuk akal, tak apa, guyonan semesta sama tak masuk akalnya kok. Apa salahnya bermimpi, siapa tau semesta berbaik hati.
Komentar
Posting Komentar