1 Desember
Saya tidak merayakan hari ini, bahkan saya berkabung
untuk hari ini.
Hari dimana banyak orang sedang merayakan kerja keras bertajuk
kesetaraan dan kemanusiaan. Bukan karena saya tak lagi menghargai perjuangan,
tapi saya lelah berpesta akan keberhasilan kecil, oh, atau boleh saya sebut
dengan seolah keberhasilan kecil? Saya lelah merayakannya. Saya ingin perjuangan
panjang ini dimaknai dengan nyata oleh banyak kepala. Saat itulah saya ingin
merayakannya.
Hari ini saya sedang berkabung, berkabung atas rasa memanusiakan
manusia yang seolah mati, kita seolah tak menganggap beberapa gelintir golongan
ini manusia, mereka kita anggap korban, mereka kita anggap sasaran yang akan
kita bangkitkan. Mengapa tak pandang saja semuanya manusia yang akan bersama
kita untuk berjuang. Bukan sasaran perjuangan.
Hari ini saya pun berkabung karena hati banyak manusia
yang membeku, hanya menjalani hidup tanpa menggunakan logika, berfikir income,
tak lagi berfikir dengan hati. Lebih bangga saat dapat menabung pundi, bukan lagi
berbangga atas pundi kebaikan. Karena level kekayaan menjadi mengkotakkan diri
sendiri dan banyak orang. Berani berfikiran bahwa saya tak setara. Apakah kamu
manusia?
Tidak, saya tidak menulis ini untuk mengkritik manusia
lainnya, saya sedang mengkritik satu manusia bernama “Aku” agar dia menjadi
manusia sesungguhnya. Manusia yang memanusiakan manusia.
Komentar
Posting Komentar