Pada masa hidupku yang belum panjang ini, aku pernah melalui masa hanya bekerja saja, mengejar apa yang disebut pencapaian, berlari hingga tanpa sadar aku meninggalkan banyak hal, pertemanan, kesenangan, pergaulan, dan bahkan aku meninggalkan hal yang membuatku hidup. Aku beralih menghamba pencapaian.
Aku melupakan hal yang membuatku bahagia, aku menukarkan banyak waktu untuk terus berlari, melupakan banyak hal sampai aku mendapati diriku hanya kumpulan target dan ekspektasi. Berbulan aku merenung, bertahun aku berusaha mengaisi hal yang mungkin dapat membuatku bahagia.
Ternyata menjadi orang yang tak lagi di depan dan bersinar sungguh tak mudah untuk egoku yang maha tinggi ini, tapi aku mengalahkannya. Aku menukarnya dengan waktu, waktu untuk lebih peduli pada orang terdekat yang ternyata menyayangiku lebih dari apa yang aku pernah doakan hadirnya, waktu yang aku gunakan untuk mengisi jiwaku kembali, waktu yang akhirnya kugunakan untuk merenung, dan waktu yang kubiarkan saja berlalu menetes.
Iya, aku pernah di sana, bersinar dengan terang. Aku pun pernah di sana, berusaha memadamkan sinarku hingga redup. Dan aku saat ini di sini, bersinar tanpa menyilaukan. Aku bukan lagi seseorang yang mencuat pada segala hal, bukan seorang yang mengemban banyak keputusan, aku seorang yang biasa saja. Tapi aku bersenang-senang di tengah semesta yang terus berputar.
Saat ini aku hanya ingin melakukan banyak hal dengan secukupnya. Bekerja secukupnya, melalukan banyak hal di luar pekerjaan secukupnya, dan bersenang-senang secukupnya.
Aku paham betul pencapaian itu harus dikejar, tapi diri kita yang penuh dan utuh juga suatu pencapaian, menurutku.
Komentar
Posting Komentar