“pekerjaan impianmu yang kaya apa
Mi?”
“heeeemmm, apa ya? Yang menyenangkan
buat dikerjakan, yang bisa aku kerjain di mana aja, kerjaan yang aku bisa pake sandal
jepit waktu aku kerja”
Yah, itu sungguh jawaban ngasal
yang sebenarnya serius, kurang lebih sudah tujuh tahun aku bekerja dibanyak
bidang, aku pernah bekerja dengan penampilan rapi, sepatu, dan dandanan yang
jauh dari umurku yang saat itu masih awal 20-an. Rapat-rapat berjam-jam,
bahasan njelimet, bersama orang yang rata-rata baik di depan tapi menjatuhkan
di belakang kita. Aku juga pernah bekerja di bidang yang paling aku suka
bahasannya, yang jam kerjanya 24 jam full, tapi aku dengan senang hati
menjalaninya. Pernah juga aku menjalani pekerjaan yang yahhh gajinya lumayan,
beban kerja yang rendah bahkan aku bisa meringkas pekerjaan sebulanku hanya
dalam beberapa hari dan selebihnya waktu kerjaku aku habiskan dengan nonton
youtube, drama korea, dan ngobrol dengan teman di kantor. Tapi nyatanya
pekerjaan seperti itu tidak menyenangkan bagiku.
lalu pekerjaan apa yang harusnya
aku jalani?
Pekerjaan yang menyenangkan,
sesuai dengan apa yang aku sukai, sesuai passionku, dan tentunya bisa bekerja
dengan cuma pakai sandal jepit :D
Beberapa bulan terakhir,
sejujurnya urusan pekerjaan ini mengambil lebih banyak porsi di pikiranku, yah
seperti yang semua orang tau, hal menyenangkan, biasanya tidak disertai dengan
pendapatan yang lumayan. Sedangkan pendapatan yang lumayan punya konsekuensi
pekerjaan yang seringnya membosankan.
Lalu apa keputusanku untuk
bahasan ini?
Sebulan lalu aku resmi keluar
dari perusahaan yang biasa menggajiku lumayan, tanpa tabungan yang cukup. Saat ini
aku jadi pegawai tetap untuk clothing line yang aku rintis bersama keluargaku
beberapa bulan terakhir. Penghasilan? Kalau boleh dibilang, aku belum
mendapatkan “gaji” dari sana, bahkan akulah yang harus menggelontorkan dana
sebagai modal, tapi ini mimpiku, mimpi yang berhasil aku wujudkan perlahan,
mimpi yang untuk dapat meraihnya aku mempertaruhkan hidupku di sana. Summer
Bliss, kebahagian musim panas, begitulah kami menamainya, mimpi sekaligus
passionku yang selalu berhasil membawa semangat saat aku lelah dan ingin
menyerah.
Tak ada masalah kok saat kamu
mengejar passionmu, pun dengan orang-orang yang tau jelas passionnya dan
meninggalkan banyak hal yang dianggap bukan passionnya. Pasti ada yang
dikorbankan bahkan dirugikan, tapi tak apa. Yang akhirnya jadi masalah adalah
saat kita akhirnya berani mengambil keputusan tapi tak berani menghadapi banyak
rintangan yang datang. Karna hey, mengejar mimpi dan melakukan hal sesuai
passionmu tak sesederhana itu dan sebercanda itu. Banyak yang harus disiapkan,
banyak kepala yang butuh diyakinkan, bahkan akan banyak orang yang mengecilkan.
Dan yang pasti akan ada ATM dan dompet yang sering rindu isinya. Ya itu
konsekuensinya.
Seorang temanku pernah bilang “kamu
mau nata hidup, atau menikmati hidup? Kalau mau nikmatin hidup ya terserah kamu
mau kerja apa, kalau mau nata hidup ya memang harus susah dan lelah” dan memang
semuanya ternyata memang tergantung pilihan kita dan keberanian kita.
Jadi, mau menata hidup atau
menikmati hidup?
Komentar
Posting Komentar