Siapakah
yang sangat menginspirasimu?
Ini
lah pertanyaan yang akan menggolongkan manusia menjadi dua golongan. Golongan
yang akan menjawab dengan yakin, dan golongan yang tidak akan menjawab karna
mereka tak tau jawabannya.
Bagiku
pribadi, ada banyak sekali orang yang menginspirasiku, diantara banyaknya
manusia itu aku mempunyai empat orang yang menjadi inspirasiku, yang
mengajarkanku banyak hal untuk hidup dan menjadi manusia.
- Ia
adalah ayahku. Kalau ditanya, siapa orang yang merupakan idolamu? Jawabku
adalah ayah. Beliau adalah lelaki androgin yang teramat cerdas. Ijazah
terakhirnya hanya SMA, tapi apa yang tak ia tau? Aku rasa tak ada. Beliau
adalah orang pertama yang mengajarkanku demokrasi dan beragama secara
bebas, tak pernah sekalipun beliau memaksaku melakukan hal yang aku tak
ingin, termasuk perkara bagaimana aku beragama dan mengesakan Tuhanku.
Beliau bukan hanya lawan bicaraku, tapi juga guruku soal politik, social,
ekonomi, agama, bahkan kehidupan yang luar biasa. Beliau adalah lelaki
yang tak malu menangis, bahkan terlihat lemah, dan ternyata dengan beliau
menunjukkan kelemahannya, kami sekeluarga tau bahwa beliau adalah kepala
keluarga terhebat untuk kami.
- Orang
kedua yang selalu membuatku terkagum adalah salah satu sahabat lelakiku,
dia adalah salah satu yang banyak membentukku menjadi saat ini, kami hanya
berbincang lewat pertemuan, jarang sekali chatnya mampir di notifikasi
handphoneku, tapi ia yang banyak menginspirasiku untuk tetap rendah hati,
ucapannya selalu terkesan sombong, tapi anehnya ucapannya tak pernah
menyakiti siapapun yang menjadi lawan bicaranya. Ia adalah seorang yang
berpengetahuan luas, tapi bisa duduk mendengarkan siapapun yang berbicara
didepannya seolah dia belum pernah mendengar apa yang diucapkan orang
tersebut, sahabatku ini termasuk dalam manusia langka yang mencerna
perkataan orang lain tanpa memandang siapa dan berapa umur mereka yang
berucap dihadapannya. Dia selalu menjadi orang pertama yang mengingatkanku
apabila aku alpha, mengingatkan tanpa mencerca, lalu memberiku contoh
lewat apa yang ia kerjakan. Satu hal yang sangat aku contoh darinya adalh
bagaimana ia mengingatkan seseorang, berkata dengan halus, pemilihan kata
yang tepat kemudian kalimat yang terlontar tak pernah sedikitpun ia
menyudutkan, ia orang yang murni mengingatkan, tidak menggurui apalagi
menyudutkan.
- Orang
ketiga yang inspirasiku adalah seorang mantan kekasih yang saat ini
membuat kesepakatan bersamaku untuk bersahabat baik, dan kami membuktikan
ucapan kami. Aku juga pernah menulis kisahnya disini. Lima bulan
berkomunikasi intens dengannya telah mengajakanku menjadi orang yang lebih
baik. Namanya Danish, orang yang selalu menanamkan bahwa “kalau mau kita
dihargai orang lain, hargai diri kita dan orang lain dahulu” tak pernah
sekalipun ia berhenti di zebra cross saat menunggu lampu merah berubah
hijau, karna baginya zebra cross adalah hak pejalan kaki, bukan mereka
ataupun ia yang berkendara. Ia menanamkan pemikiran padaku bahwa “kalau
semua orang saling menghargai, tak akan ada masalah di sekitar kita”. Dan
dia selalu berkata, “jangan memaksa orang lain melakukan apa yang kamu
mau, tapi lakukanlah, buat mereka melihatmu, dan tergerak sendiri untuk
melakukannya juga.” Sejak saat itu aku dengan sendirinya berhenti mengomel
saat ada seorang yang membuang sampah dihadapanku, aku akan memungutnya dan
membuangnya ke tong sampah, dan rasanya memang lebih mendamaikan. Mas
Danish mengajarkanku hal yang amat sederhana yang sangat mendalam
maknanya, yang mungkin sudah disepelekan dan dianggap kurang penting bagi
banyak orang.
- Orang
terakhir yang menginspirasiku adalah seorang yang pernah aku jatuhi hati, orang yang menjadi banyak
inspirasiku untuk menulis di blog ini yang akhirnya telah ku lewatkan. Aku
mengenalnya dari banyak sisi, tapi akhirnya aku berhenti mengingat sisi
buruknya dan menjadikan sisi baiknya sebagai salah satu kiblatku. Apabila
ada satu yang paling aku kagumi dan banyak mengubah kepribadianku adalah
perjuangannya. Dulu dia bukanlah siapa-siapa hanya anak lelaki yang dibesarkan
dari ibu yang keras kepala mendidik anaknya, tapi sekarang, siapa yang tak
mengenalnya di kotanya? Perjuangannya untuk mencukupi hidupnya hanya
dengan keringatnya. Sampai di satu titik dia bahkan dihargai hanya dari
pemikiran dan ucapannya. Dia adalah orang yang dengan jelas mencatat
cita-citanya untuk kemudian ia kejar dengan banyak waktu, keringat, bahkan
air mata. Darinya aku belajar memetakan mimpi untuk kemudian mengejarnya
dengan banyak cara, kadang aku merangkak, kadang aku berlari kencang,
terkadang aku hanya berjalan, tapi aku tak pernah lupa mengejar mimpiku.
Bagiku,
mereka berempat adalah cerminan kebaikan yang akan aku tiru tindak tanduk
kebaikannya. Mungkin bagi mereka, mereka hanya menjalani hari, tapi bagiku
mereka adalah orang yang aku syukuri keberadaannya, yang akan membuatku
berusaha meluangkan banyak waktuku hanya untuk sekedar bertukar ucapan bersama
layar televisi, segelas jus atau bahkan secangkir kopi.
Komentar
Posting Komentar