Langsung ke konten utama

(masih) Mencintai Rasa Sakit?




Kadang ada seorang yang benar-benar tak ingin menyentuh rasa sakit. Menghindari benar rasanya kecewa, memberangus harapan terlalu tinggi karena tak ingin mendapati harapannya tak sesuai. Tapi dilain pihak ada pula seseorang yang mencintai bersahabat dengan rasa sakit. Tidak berusaha pergi meski tau akan tersakiti atau bahkan ia sedang disakiti. Berdalil sayang kadang pula karna teramat percaya pada ucapan kosong mereka yang mereka jatuhi hati.

Boleh jadi orang yang membutuhkan bukti cinta adalah mereka yang meragukan cinta, tapi terkadang cinta juga buka soal omongan mereka yang hanya bisa bicara, melambungkan hati seseorang atau bahkan beberapa orang untuk kemudian diberikan harapan yang kosong. Pernahkah kamu menemukan seseorang yang berkata “aku sayang kamu, tapi aku tidak bisa meninggal kan dia karena…. bla bla bla.” Untuk mengetahuinya, cinta dan sayang itu tak butuh tapi. Kalau kau tak percaya, coba tanyakan pada dirimu yang tulus mencintai dia. “kenapa kamu mencintainya?” apakah kau memerlukan tapi di tengah kalimatmu? Pasti sebagian mengatakan tidak, sebagian bahkan tak bisa menjawab karena bahkan mereka tidak menemukan alasan untuk mencintai seseorang istimewanya tersebut.

Lalu bagaimana kalau saat kamu menanyakan hal yang sama kepada ia yang kamu cinta, dan ia memberi kata tapi ditengah kalimatnya dan memberikan banyak alasan di akhirnya? Kalau boleh saya katakan, dia tidak pernah mencintaimu balik. Sakit? Memang, tapi ini kenyataannya. Dia boleh bilang bahwa kamu lebih memberi rasa nyaman, dia boleh berujar bahwa jangan pernah meninggalkan dia, padamu, boleh jadi bahkan dia yang selalu diam-diam menghubungimu untuk berucap sayang. Tapi percayalah itu hanya emosi yang datang sesaat. Saat sayang itu nyata, perhatian itu bukan hanya dari ucapan, ah, kamu pasti tau cara membedakannya. Kalau dia hanya bisa berkata tanpa bertindak memperjuangkanmu, TINGGALKAN. Bahkan beberapa orang berkata “saat kamu meragukan seseorang, seseorang itu tidak mencintaimu. Dan kamu tau itu”

Setiap orang berhak untuk bahagia tanpa rasa sakit, bahkan karena seseorang yang mungkin kamu sayangi berlebihan. Kalau rasa sakit meninggalkan, kamu rasa masih sangat menyakitkan tanyakan pada mereka yang akhirnya menemukan makna move on, mereka akan serempak berkata “sakit saat berusaha meninggalkan rasanya tidak akan sesakit saat berusaha dicintai mereka yang nyata tidak mencinta. Bahkan bahagianya melebihi apa yang pernah dipikirkan”. Susah memang, tapi tak pernah tak bisa.


Tapi kalaupun kamu masih terlalu mencintai rasa sakit karena berusah dicintai, silahkan mencoba, mencoba, dan mencoba lagi sampai hatimu puas, dan semoga bahagia masih disana.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima Kasih Dewi Lestari

Pagi ini entah mengapa saya iseng membaca twitter teh @deelestari . Penulis favorit saya, dan saya menyadari beberapa hal. Buku pertama yang saya baca adalah Perahu Kertas (tahun 2011) saya masih 20 tahun saat itu. sedang berkasus dengan cinta. Cinta kepada orang yang sedekat hubungan kakak adik tapi tak berani memutuskan untuk melanjutkan atau mengakhiri. Buku ini adalah hal yang tak bisa saya ucapkan maknanya. Saat itu saya stug di satu kondisi. Tak bisa bercerita kepada siapapun. Sangat iseng membuka google dan memasukkan kata kunci “kisah kakak adik ketemu gede” dan dengan lucunya semesta ini mempertemukan saya dengan eBook Perahu Kertas. Tanpa banyak pikir saya mendownloadnya. Membacanya di layar laptop, bahkan sampai empat kali sebelum akhirnya membeli buku cetaknya sebagai penghargaan untuk diri sendiri baru pada 2012. Saya aquarius, pecinta laut, pecinta lelaki pendiam nan misterius. Entah guyonan semesta macam apa ini. Tapi yang pasti setelah membaca buku itu saya ber...

Pelukan Kebebasan

Pukul 22.00. waktu dimana SMSmu hadir. Selalu di waktu ini. Terkadang sebelumnya, saat kamu terlalu cepat pulang dari ritualmu menghirup kopi. Kadang pula setelahnya, saat kamu terlalu sibuk dengan kawan bicaramu. Kita bisa berbicara berjam-jam di waktu malam, sebelum aku akhirnya sempat pensiun sebagai nocturnal. Saat bersamamu, aku selalu berfikir, ternyata jarak Surabaya – Semarang hanya sejengkal di dalam obrolan kita. Tak pernah lebih jauh. Kamu orang yang menyadarkan aku akan banyak hal yang berkaitan dengan hukum. Orang yang selalu berkata padaku, “Sekarang orang baik sudah langka, aku mau kita jadi salah satunya.” Dan kemudian aku selalu mengingat itu saat aku acuh terhadap orang lain. Saat itu kita memang sama-sama mengejar mimpi. Mimpi masing-masing yang memang tinggal selangkah dalam genggaman. Hubungan pertamaku dengan orang yang tak pernah protes dengan segala kesibukanku, karena kamu pun demikian sibuknya. kamu yang sebegitu dewasanya menanggapi aku yang khawa...

Review Dan Pengalaman Sakaw Aroma Karsa (Full Spoiler)

“Kalau wewangian bisa berbicara, suaraku pasti sudah habis menyapa mereka satu demi satu”  Jati Wesi (Surat-Surat Dari Grasse. Aroma Karsa – part 8) “Dari semua yang pernah kukenal, kamu orang pertama yang bisa membaui dunia seperti yang kubaui, yang bisa mencium apa yang kucium. Orang pertama yang mengerti.” – Jati Wesi (Separuh Misteri. Aroma Karsa – part 7) “Asmara tidak bisa dipahami, Cuma bisa dirasakan akibatnya” – Empu Smarakandi Beberapa bulan ini aku sedang keranjingan satu karya yang berhasil membolak balik pikiranku, yang membuat hatiku berjangkar di sana tanpa mau berpindah sejak awal kalimatnya sampai. Aroma Karsa, satu lagi karya terbaru Dee Lestari yang baru 16 Maret 2018 lalu resmi terbit di toko buku. Aroma Karsa sendiri diterbitkan dalam dua versi, buku dan digital. Secara digital, buku ini diterbitkan dalam format cerbung yang dibagi dalam 18 part setiap hari senin dan kamis mulai Januari lalu oleh Bookslife. Seperti yang terlihat pa...