Selamat malam hay pemilik pagi.
Aku ingin bercerita tentang guyonan semesta. Okay. Mungkin kamu menyebutnya takdir, banyak sebutannya. Tapi aku lebih suka menamainya semesta.
Aku ingin bercerita tentang guyonan semesta. Okay. Mungkin kamu menyebutnya takdir, banyak sebutannya. Tapi aku lebih suka menamainya semesta.
Disaat banyak orang meragukan apa yang akan dilaluinya di masa depan, aku malah menjalaninya hanya dengan berjalan saja. Tidak mengalir, karna bagiku mengalir akan membuat ku jatuh ke bawah. Iya. Berjalan saja sesuai apa yg aku mau. Hari ini ya hari ini. Besok? Selama ngga menyimpang dari mimpiku sih boleh aja.
Dengan cara menjalani hidupku yang seperti ini, jujur saja, perencanaan kadang terlupakan. Akhirnya hidupku seperti berada di roda keberuntungan. Tidak ada yang pasti. Itulah kenapa akhirnya aku bersahabat dengan semesta.
Disaat aku ketinggalan pesawat. Aku bahkan sampai d konter cek in bandara tepat saat seharusnya pesawatku take off. Dan akhirnya petugas menyuruhku membeli tiket baru. Tapi tak lama terdengar pemberitahuan bahwa pesawatku delay. Coba bayangkan, semesta ini terlalu lucu untuk ditertawai. Akhirnya aku naik pesawat yang seharusnya aku naiki dan aku menghemat lebih dari setengah juta untuk tiket baru. ATM ku bisa bernapas lega.
Dan yang paling sering aku alami adalah saat aku terlalu lama berhenti karna satu masalah. Semesta selalu bisa membuatku membeli buku yang menjawab keraguanku. Berawal iseng saja jalan ke toko buku, jatuh cinta pada satu judul, tanpa kenal siapa pengarangnya, tanpa tau buku itu membahas soal apa, tiba tiba buku itu sudah ada di tas. Dan saat dibaca tuntas, aku sadar bahwa lagi lagi ini becandaan semesta.
Dulu sekali disaat aku sedang krisis mengalami kepercayaan diri karna terlalu banyak melamar perguruan tinggi negeri dan selalu ditolak, aku masih tidak menyerah. Lagi lagi aku mendaftar, berbekal bertahun tahun masuk 10 besar yang saat itu aku yakin tidak ada artinya karna tak kunjung diterima sebagai mahasiswa aku menjalani test.
Seperti biasa, soal tes dibagi menjadi 3. TPA, kemampuan dasar, dan kemampuan IPA (kebetulan aku jurusan IPA). Soal pertama yang harus dikerjakan adalah soal TPA (berisi soal soal logika). Aku ingat betul bahwa aku membaca aturan penilaian. Di soal ini apabila benar akan diberi skor 4. Sedang saat salah tidak diberi skor -1. Tidak seperti kebanyakan soal masuk perguruan tinggi negeri biasanya.
Aku mengerjakan dengan santai. Saat tidak bisa menjawab bahkan aku menjawab dengan bermodal feeling. Dan akhirnya aku mengerjakan semua paket soal dengan berbekal feeling, karna memang soal yang diberi tidak masuk akal susahnya. Mungkin hanya 40% yang aku kerjakan dengan otak.
Saat aku keluar ruang ujian dan bertemu sepupuku yang sama sama melakukan test, aku baru sadar kalau paket soal yang tidak berlaku -1 saat salah hanya soal TPA. Yang lain tetap di -1 saat salah.
Yatuhan. Hari itu lagi aku pasrah saja.
Tapi alangkah lucunya semesta ini. Saat hari pengumuman. Hasilnya adalah aku DITERIMA di perguruan tinggi tersebut. Entah ini guyonan semesta yang keberapa di hidupku. Tapi sejak hati itu aku percaya bahwa semesta berpihak padaku.
Sungguh setelah itu aku tak lagi takut menjalani hari. Aku hanya berjalan saja sesuai apa yang aku ingin hari itu. Tak terlalu memikirkan apa hal jelek yang akan menimpaku, karna aku percaya apapun yang aku lakukan, aku punya semesta yang selalu baik. Selalu lucu cara becandanya. Kalaupun hari itu aku jatuh, aku hanya percaya bahwa semesta sedang mengajarkanku caranya bangkit.
Jadi. Selamat pagi semesta. Mari bersahabat denganku :)
Komentar
Posting Komentar