Hay kamu yang peluknya selalu menyenangkan. Lama tak bertemu, ternyata aku rindu.
Maafkan karna lama kita tak bertatap. Bukan karena aku tak pernah lagi mencandu pelukmu. Tapi maafkan, aku ternyata masih menghamba kecewa. Bukan untukmu apalagi pelukmu, tapi untuk masa lalu yang kita sama sama tau.
Kala ku lelah rasanya aku ingin berlari menghamburmu, memelukmu dengan erat kemudian mendaratkan kecupan di pipimu yang kemudian kau balas dengan usapan hangat di kepalaku. Lalu kau menarikku di sisimu untuk kau rangkul dan begitu saja sampai kita sama sama merasa cukup.
Iya. Cukup begitu saja. Cukup begitu saja.
Komentar
Posting Komentar