Langsung ke konten utama

Melogika Cinta




Baru berapa lama lalu aku menonton sebuah film. ya lagi-lagi memang tentang cinta.
Satu rasa yang didengungkan semua orang. Dicari sampai ke ujung dunia kesejatiannya. Sebagian menemukan, sebagian pun tidak.

berkali-kali didengar pun cerita penemuan cinta yang sejati selalu berhasil membuat setiap orang yang mendengarkan terbawa bahagia,
Begitu pula cerita kegagalan meraih cinta sejati, berkali pun diceritakan kembali tak banyak yang tak menitikan air mata.

Yah walaupun kisah cintaku sendiri belum menemui akhirnya, pelabuhannya, sebenarnya ada kisah cinta yang ingin aku ceritakan. Kisah ini tentang sahabat ku. Dia merupakan pacar dari seorang lelaki yang beristrikan satu perempuan luar biasa yang telah dikaruniai dua malaikat kecil.
Bukan hanya wanita ini yang luar biasa, bagiku sahabatku pun luar biasa adanya, mampu bertahan melawan lingkungan, melawan egonya dan melawan jahatnya penilaian masyarakat.

Boleh jadi akulah orang yang tak pernah paham artinya cinta, bagiku cinta itu.......

kemudian aku pun bingung akan menjawab apa, yang aku tau cintaku hanya punya satu nama "Dia"

Tapi nyatanya, ternyata Cinta punya definisi yang lain untuk sahabatku dan wanita luar biasa itu. Aku tidak akan mencela siapapun untuk kisah cinta mereka, karna ternyata selama ini kta hanya menilai dengan logika, menjadi juri untuk banyak kisah cinta di sekitar kita dengan menggunakan nalar kita, Tapi ternyata cinta punya definisinya sendiri, cinta punya caranya sendiri untuk bekerja bersama hati, Dan ucapkan selamat tinggal pada logika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan 30

 Hay Mi, Bagaimana rasanya tumbuh dewasa? Apakah menyenangkan seperti pikiran belasanmu? Aku tau tak mudah berada di titikmu saat ini. Berbanggalah Mi, hari ini kamu bisa meredam amarahmu dengan cukup baik. Berbahagialah Mi, karna hari ini kamu berhasil melewati banyak hal yang sulit. Bersoraklah Mi, karna kamu berhasil mengalahkan egomu yang maha dahsyat itu. Terima kasih untuk selalu berusaha dan kuat Terima kasih sudah melebarkan punggungmu untuk memeluk segala rasa tak nyaman Terima kasih sudah melapangkan dadamu untuk memaafkan segala hal Terima kasih untuk selalu menemukan kebahagian sederhana di sela hari Terima kasih banyak Mi, terima kasih banyak

Terima Kasih Dewi Lestari

Pagi ini entah mengapa saya iseng membaca twitter teh @deelestari . Penulis favorit saya, dan saya menyadari beberapa hal. Buku pertama yang saya baca adalah Perahu Kertas (tahun 2011) saya masih 20 tahun saat itu. sedang berkasus dengan cinta. Cinta kepada orang yang sedekat hubungan kakak adik tapi tak berani memutuskan untuk melanjutkan atau mengakhiri. Buku ini adalah hal yang tak bisa saya ucapkan maknanya. Saat itu saya stug di satu kondisi. Tak bisa bercerita kepada siapapun. Sangat iseng membuka google dan memasukkan kata kunci “kisah kakak adik ketemu gede” dan dengan lucunya semesta ini mempertemukan saya dengan eBook Perahu Kertas. Tanpa banyak pikir saya mendownloadnya. Membacanya di layar laptop, bahkan sampai empat kali sebelum akhirnya membeli buku cetaknya sebagai penghargaan untuk diri sendiri baru pada 2012. Saya aquarius, pecinta laut, pecinta lelaki pendiam nan misterius. Entah guyonan semesta macam apa ini. Tapi yang pasti setelah membaca buku itu saya ber...

Pelukan Kebebasan

Pukul 22.00. waktu dimana SMSmu hadir. Selalu di waktu ini. Terkadang sebelumnya, saat kamu terlalu cepat pulang dari ritualmu menghirup kopi. Kadang pula setelahnya, saat kamu terlalu sibuk dengan kawan bicaramu. Kita bisa berbicara berjam-jam di waktu malam, sebelum aku akhirnya sempat pensiun sebagai nocturnal. Saat bersamamu, aku selalu berfikir, ternyata jarak Surabaya – Semarang hanya sejengkal di dalam obrolan kita. Tak pernah lebih jauh. Kamu orang yang menyadarkan aku akan banyak hal yang berkaitan dengan hukum. Orang yang selalu berkata padaku, “Sekarang orang baik sudah langka, aku mau kita jadi salah satunya.” Dan kemudian aku selalu mengingat itu saat aku acuh terhadap orang lain. Saat itu kita memang sama-sama mengejar mimpi. Mimpi masing-masing yang memang tinggal selangkah dalam genggaman. Hubungan pertamaku dengan orang yang tak pernah protes dengan segala kesibukanku, karena kamu pun demikian sibuknya. kamu yang sebegitu dewasanya menanggapi aku yang khawa...