Langsung ke konten utama

Surat Untuk Masa Depan





Hay Mi, aku tau suatu saat kamu akan membaca ini lagi.

Aku tak tau kau akan seperti apa kelak, aku tak tau semesta akan membawamu berputar di poros yang mana nanti. Menjadi seperti apapun kamu kelak, semoga kau tak pernah melupakan mimpimu yang kamu bangun dengan susah payah hari ini. Iya hari ini aku sedang memperjuangkan masa depanmu. Semoga saat kamu membaca ini kamu sedang tersenyum karna akhirnya mimpimu jadi nyata, tapi saat ternyata mimpimu tak terwujud, tak apa, sungguh tak apa.

Bagaimana menjadi dewasa? Apakah menyenangkan? Sudah pergi ke mana saja kamu? Sudahkah kamu menginjakkan kakimu ke Prague? Sudahkah akhirnya kamu menjelajahi Nusa Tenggara Timur? Bagaimana dengan S-2 mu, jadi melanjutkan di jurusan apa? Ah, sepertinya aku terlalu banyak bertanya. Aku tak tau saat ini kamu sedang membaca ini di mana, bisa jadi kamu sedang di eropa, atau mungkin masih di Surabaya. Kalau ternyata kamu masih di Surabaya dan belum ke mana-mana, sungguh tak apa, aku tau kamu pasti sudah berusaha mewujudkan apa yang kamu inginkan, kalau ternyata gagal, tak apa, sungguh tak apa. jangan merasa menyesal, Semesta kadang punya jawabannya sendiri untuk apa yang kamu doakan.

Aku sungguh berharap, saat kamu membaca ini lagi kamu sedang tersenyum dan menyombongkan diri di hadapan tulisan ini. Berterima kasih pada diriku saat ini karna tak pernah lelah bermimpi dan berusaha sampai akhirnya kamu bisa menertawakan siapapun yang meremehkanmu dan mimpimu di masa lalu. tapi saat ternyata kamu membaca ini dan kamu merasa kamu hanya seorang pecundang, aku berharap kamu akan terus berusaha dan membaca tulisan ini beberapa tahun lagi. Iya, tak apa kalau kamu mau membacanya berkali-kali, jangan menyerah. Jangan menyerah Mi, berusahalah lagi, lagi dan lagi, karna hari ini pun aku tak ingin menyerah, karna hari ini aku masih mau berjuang. Tersenyumlah, tertawakan dunia seperti apa yang aku lakukan saat ini. Jangan pernah menyerah Mi.

Tapi ingatlah, menjadi apapun kamu kelak, jangan sekali-kali kamu berkecil hati, karna akulah orang yang berbangga kamu akhirnya di sana, membaca tulisan ini lagi dengan senyum ataupun air mata. Aku bangga padamu.




Surabaya, 22 Juni 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima Kasih Dewi Lestari

Pagi ini entah mengapa saya iseng membaca twitter teh @deelestari . Penulis favorit saya, dan saya menyadari beberapa hal. Buku pertama yang saya baca adalah Perahu Kertas (tahun 2011) saya masih 20 tahun saat itu. sedang berkasus dengan cinta. Cinta kepada orang yang sedekat hubungan kakak adik tapi tak berani memutuskan untuk melanjutkan atau mengakhiri. Buku ini adalah hal yang tak bisa saya ucapkan maknanya. Saat itu saya stug di satu kondisi. Tak bisa bercerita kepada siapapun. Sangat iseng membuka google dan memasukkan kata kunci “kisah kakak adik ketemu gede” dan dengan lucunya semesta ini mempertemukan saya dengan eBook Perahu Kertas. Tanpa banyak pikir saya mendownloadnya. Membacanya di layar laptop, bahkan sampai empat kali sebelum akhirnya membeli buku cetaknya sebagai penghargaan untuk diri sendiri baru pada 2012. Saya aquarius, pecinta laut, pecinta lelaki pendiam nan misterius. Entah guyonan semesta macam apa ini. Tapi yang pasti setelah membaca buku itu saya ber...

Pelukan Kebebasan

Pukul 22.00. waktu dimana SMSmu hadir. Selalu di waktu ini. Terkadang sebelumnya, saat kamu terlalu cepat pulang dari ritualmu menghirup kopi. Kadang pula setelahnya, saat kamu terlalu sibuk dengan kawan bicaramu. Kita bisa berbicara berjam-jam di waktu malam, sebelum aku akhirnya sempat pensiun sebagai nocturnal. Saat bersamamu, aku selalu berfikir, ternyata jarak Surabaya – Semarang hanya sejengkal di dalam obrolan kita. Tak pernah lebih jauh. Kamu orang yang menyadarkan aku akan banyak hal yang berkaitan dengan hukum. Orang yang selalu berkata padaku, “Sekarang orang baik sudah langka, aku mau kita jadi salah satunya.” Dan kemudian aku selalu mengingat itu saat aku acuh terhadap orang lain. Saat itu kita memang sama-sama mengejar mimpi. Mimpi masing-masing yang memang tinggal selangkah dalam genggaman. Hubungan pertamaku dengan orang yang tak pernah protes dengan segala kesibukanku, karena kamu pun demikian sibuknya. kamu yang sebegitu dewasanya menanggapi aku yang khawa...

Review Dan Pengalaman Sakaw Aroma Karsa (Full Spoiler)

“Kalau wewangian bisa berbicara, suaraku pasti sudah habis menyapa mereka satu demi satu”  Jati Wesi (Surat-Surat Dari Grasse. Aroma Karsa – part 8) “Dari semua yang pernah kukenal, kamu orang pertama yang bisa membaui dunia seperti yang kubaui, yang bisa mencium apa yang kucium. Orang pertama yang mengerti.” – Jati Wesi (Separuh Misteri. Aroma Karsa – part 7) “Asmara tidak bisa dipahami, Cuma bisa dirasakan akibatnya” – Empu Smarakandi Beberapa bulan ini aku sedang keranjingan satu karya yang berhasil membolak balik pikiranku, yang membuat hatiku berjangkar di sana tanpa mau berpindah sejak awal kalimatnya sampai. Aroma Karsa, satu lagi karya terbaru Dee Lestari yang baru 16 Maret 2018 lalu resmi terbit di toko buku. Aroma Karsa sendiri diterbitkan dalam dua versi, buku dan digital. Secara digital, buku ini diterbitkan dalam format cerbung yang dibagi dalam 18 part setiap hari senin dan kamis mulai Januari lalu oleh Bookslife. Seperti yang terlihat pa...