Langsung ke konten utama

Kota Batu

Aku mengenang banyak kota dengan perasaan yang berbeda-beda. Semarang dengan rasa nyaman dan aroma persahabatan yang kental, karna pertama kali aku menginjakkan kaki aku disambut oleh peluk sahabat. Banyuwangi, kota yang selalu ingin aku datangi lagi dan lagi karna pantainya selalu meninggalkan memori. Jogja dengan keramahan dan aroma mistis yang kental. Dan yah tentunya Surabaya, tempat selama ini aku tinggal. Tapi kalau bicara soal kota yang punya kenangan paling menyenangkan jawabannya adalah kota Batu.

Aku adalah orang yang mengingat sesuatu dari kejadian yang aku alami. Beberapa tahun lalu di Batu aku pernah mengalami kejadian yang menyenangkan, iya ini soal cinta anak umur 20-an yang manis, yang tiap aku menginjakkan kaki ke sana kejadian itu selalu berulang. Walaupun kisahnya sudah berlalu, rasa nyaman dan menyenangkan itu selalu tertinggal. Menyusuri jalanannya, sejuk udaranya, suasana alun-alunnya yang tak pernah sepi, dan tentu saja antrian ramai di Pos Ketan.

Hal itu juga yang membuat aku langsung setuju saat Ayah menawarkan soal tinggal dan punya rumah di Batu. Rumah pertamaku yang selama ini kudoakan, tempat pulang yang nyata, kamar yang selama ini hanya keinginan akhirnya punya wujudnya. Tempat hijrah pertama kami dari Surabaya yang selama ini menaungi.

September ini aku kembali memaknai kota Batu dengan makna tambahan. "Pulang".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima Kasih Dewi Lestari

Pagi ini entah mengapa saya iseng membaca twitter teh @deelestari . Penulis favorit saya, dan saya menyadari beberapa hal. Buku pertama yang saya baca adalah Perahu Kertas (tahun 2011) saya masih 20 tahun saat itu. sedang berkasus dengan cinta. Cinta kepada orang yang sedekat hubungan kakak adik tapi tak berani memutuskan untuk melanjutkan atau mengakhiri. Buku ini adalah hal yang tak bisa saya ucapkan maknanya. Saat itu saya stug di satu kondisi. Tak bisa bercerita kepada siapapun. Sangat iseng membuka google dan memasukkan kata kunci “kisah kakak adik ketemu gede” dan dengan lucunya semesta ini mempertemukan saya dengan eBook Perahu Kertas. Tanpa banyak pikir saya mendownloadnya. Membacanya di layar laptop, bahkan sampai empat kali sebelum akhirnya membeli buku cetaknya sebagai penghargaan untuk diri sendiri baru pada 2012. Saya aquarius, pecinta laut, pecinta lelaki pendiam nan misterius. Entah guyonan semesta macam apa ini. Tapi yang pasti setelah membaca buku itu saya ber...

Pelukan Kebebasan

Pukul 22.00. waktu dimana SMSmu hadir. Selalu di waktu ini. Terkadang sebelumnya, saat kamu terlalu cepat pulang dari ritualmu menghirup kopi. Kadang pula setelahnya, saat kamu terlalu sibuk dengan kawan bicaramu. Kita bisa berbicara berjam-jam di waktu malam, sebelum aku akhirnya sempat pensiun sebagai nocturnal. Saat bersamamu, aku selalu berfikir, ternyata jarak Surabaya – Semarang hanya sejengkal di dalam obrolan kita. Tak pernah lebih jauh. Kamu orang yang menyadarkan aku akan banyak hal yang berkaitan dengan hukum. Orang yang selalu berkata padaku, “Sekarang orang baik sudah langka, aku mau kita jadi salah satunya.” Dan kemudian aku selalu mengingat itu saat aku acuh terhadap orang lain. Saat itu kita memang sama-sama mengejar mimpi. Mimpi masing-masing yang memang tinggal selangkah dalam genggaman. Hubungan pertamaku dengan orang yang tak pernah protes dengan segala kesibukanku, karena kamu pun demikian sibuknya. kamu yang sebegitu dewasanya menanggapi aku yang khawa...

Review Dan Pengalaman Sakaw Aroma Karsa (Full Spoiler)

“Kalau wewangian bisa berbicara, suaraku pasti sudah habis menyapa mereka satu demi satu”  Jati Wesi (Surat-Surat Dari Grasse. Aroma Karsa – part 8) “Dari semua yang pernah kukenal, kamu orang pertama yang bisa membaui dunia seperti yang kubaui, yang bisa mencium apa yang kucium. Orang pertama yang mengerti.” – Jati Wesi (Separuh Misteri. Aroma Karsa – part 7) “Asmara tidak bisa dipahami, Cuma bisa dirasakan akibatnya” – Empu Smarakandi Beberapa bulan ini aku sedang keranjingan satu karya yang berhasil membolak balik pikiranku, yang membuat hatiku berjangkar di sana tanpa mau berpindah sejak awal kalimatnya sampai. Aroma Karsa, satu lagi karya terbaru Dee Lestari yang baru 16 Maret 2018 lalu resmi terbit di toko buku. Aroma Karsa sendiri diterbitkan dalam dua versi, buku dan digital. Secara digital, buku ini diterbitkan dalam format cerbung yang dibagi dalam 18 part setiap hari senin dan kamis mulai Januari lalu oleh Bookslife. Seperti yang terlihat pa...