Tahun ini umurku seperempat abad, sudah memasuki step "orang-orang udah males nanyain kapan nikah karna slalu dijawab ntar". Tapi sejujurnya aku malah ngga pernah segalau sekarang untuk urusan nikah. *hembus nafas*
Kenapa galau?
Kenapa jadi mendadak mikirin?
Weits, sapa sih yang ngga pernah mikirin soal pernikahan? Apalagi sekarang video prosesi akad dan resepsi pernikahan banyak banget di youtube, dan dikemas cantik & syahdu pula, makin lah hasrat mau nikah ini ada, dan sapa sih orang yang ngga pingin punya "rumah" untuk pulang?
Selain itu, di umur yang segini dan banyak yang sudah dilalui, aku pribadi merasa ada step selanjutnya yang harus aku langkahi karna step skarang sudah habis tantangannya. Haha, memang bagiku hidup ini tantangan. 😀😀
Tapi ternyata ngga mudah buat cari calon yang pas. Apalagi untuk anak yang udah jomblo hampir dua tahun 😔😔(gak ada hubungannya sih). Sebenarnya yang ngebuat susah bukannya karna ngga ada yg deketin, tapi bagiku nikah ini urusan sakral, aku harus berbagi segalanya dengan seseorang, dan yang paling penting kita berbagi pikiran, visi misi dalam hidup, dan mimpi. Iya, aku tipe orang pemikir dan perencana. Jadi hal paling penting menurutku ya menyamakan pemikiran. Tapiiiii, ternyata buat nyari orang yang klik pemikirannya susaaaahhhh!
Belum lagi untuk hal anak. Ini hal terbanyak menyita pikirku. Bagaimana aku akan mendidik anak-anakku, bagaimana aku harus menemani mereka tumbuh dengan bahagia di jaman yang serba digital dan keras ini. Untuk hal ini pun aku harus berhati-hati memilih siapa orang yang akan menjadi partnerku mendidik mereka.
Banyak ya yang kamu pertimbangkan?
Harus dong! Ini bukan soal milih pacar yang bisa putus kapan aja. Ini hal serius, paling ngga untuk aku ya.
Kenapa sih mikir soal ini aja seserius ini? Sedalam ini?
Ini pertanyaan yg sering banget aku dapat setelah cerita soal pertimbangan memilih pasangan. Alasannya karna aku sebagai perempuan pingin merasakan bahagia yang sebenarnya, kebahagiaan sebagai perempuan ya, bukan hanya sebagai istri, menantu atau seorang ibu. Aku mau pernikahanku bukan ajang aku membunuh mimpiku yang masih jauh jalannya. Aku mau pernihanku adalah satu prosesi gunting pita untuk mengejar mimpi bersama seseorang.
Kesannya aku egois ya? Mungkin iya, tapi tenang, aku juga mau suamiku punya mimpi yang tinggi juga, dan aku akan jadi penyemangatnya untuk mengejarnya. Jadi tempatnya menghantar peluk saat lelah memanjat tujuan hidupnya, karna kita menikah bukan untuk saling mengekang, tapi untuk kerja sama yang selamanya. Itulah kenapa impian dan persamaan pemikiran jadi hal yang aku garis bawahi.
Lalu, sekarang sudah dapat kandidat berpartner?
BELUM! 😂😂
Tapi aku yakin, pasti ada laki-laki diluar sana yang punya pemikiran sama.
Yah doakan saja. Aminkan saja. Semoga tak lama.
Maaf ya curhatnya panjang, semoga tulisanku ini bermanfaat buat kalian yg berencana menikah. Semoga bisa mengingatkan lagi soal satu cek list yang mungkin kamu lupakan.
Komentar
Posting Komentar