Jangan bawa aku ke gunung, bukan karena aku tak mencintai
pemandangan dataran tinggi.
Tapi maaf, aku tak tahan dengan suhu disana
Tolong bawa aku ketepian sungai. Aku selalu mencintai
memandang alirannya.
Karena di riaknya aku menemukan kesamaan cara pandangmu.
Jangan bawa aku keatas tebing. Bukan karena aku tak cinta
memandang dunia seperti seekor burung.
Tapi aku takut ketinggian, aku takut terjatuh. Karena aku
tau persis rasanya. Sakit.
Bawa aku ke tepian laut. Karena aku mencintai ombaknya,
pasirnya, bahkan desingan anginnya.
Disana aku selalu puas membayangkanmu. Aku selalu senang
mengingat kembali saat kamu memandangku dari jauh, ketika aku sedang tepekur
menatap ombak.
Jangan suguhi aku kopimu, kopi hitam perpaduan dua sendok
bubuk kopi dan satu sendok gula. Kopi kesayanganmu. Mengapa? Karena lambungku
sudah tak sanggup lagi mencerna kopi hitam itu, kecuali lewat cangkirmu. Iya,
kamu memang penawarku.
Tolong antar aku dengan sepeda motorku saja, jangan dengan
mobilmu. Aku tak biasa bersisian denganmu. Aku telah terbiasa duduk
dibelakangmu sambil memandang punggungmu, bahkan sesekali memelukmu.
Jangan bawa aku ke masa lalumu, karena sungguh aku sudah
mengerti tiap jengkal perjuanganmu. Ajak saja aku bersamamu ke masa depan,
karena aku yang selalu bersedia meredam lelahmu akan dunia.
Membawamu mengelilingi semesta.
Komentar
Posting Komentar