Langsung ke konten utama

15 Tahun Penantian



Dari video di atas, udah berhasil nebak dong kali ini aku akan membahas tentang apa? 
iya, tentang Harry Potter.
Ada hubungan apa aku dan Harry Potter?
Kalau mau tau ya silahkan dilanjut baca :)



Hari ini aku mau berbagi sedikit cerita yang bisa jadi memilukan atau kalau bahasa kekiniannya ngenes, atau malah membahagiakan. walaupun bagiku, cerita ini punya dua unsur itu didalamnya.

Aku mengenal dunia Harry Potter sejak 2002. Waktu itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar, aku mengenalnya lewat media film (Harry Potter and the Sorcerer's Stone). Aku bahkan tak sempat menonton film pertamanya di bioskop, pertama kali aku mengenal dunia sihir ini lewat VCD. VCD yang dipertontonkan seseorang lewat layar dinding bersama banyak kawan. Aku menontonnya beberapa bulan sebelum film keduanya (Harry Potter and the Chamber of Secrets) rilis sepertinya. Lewat perkenalan yang tak terlupakan itu aku jatuh cinta pada dunia fiksi maha karya J.K. Rowling ini. Selama beberapa tahun, aku mengenal Harry Potter hanya sebagai film yang menarik, sampai tahun 2004 teman sebangku di SMP juga sebegitu mencintai Harry Potter sampai ia rajin mengupdate berita dan melakukan pre-order bukunya (Namanya Mirza). Barulah saat itu aku tau ternyata kisah ini berawal dari buku fenomenal yang kemudian di-filmkan. Di zaman itu tak banyak info yang bisa kita dapat, internet masih jadi sesuatu yang langka, kalau mau mengupdate informasi, kita harus menonton TV atau membeli majalah, sedangkan saat itu majalah adalah hal yang istimewa bagiku. Aku dibesarkan di keluarga yang pas-pasan. Dan majalah adalah barang mewah bagiku, bisa membelinya sebulan sekali saja sungguh kemewahan saat itu.

Lalu bagaimana dengan buku Harry Potter? Mungkin karena rasa cintaku yang sungguh besar itu, aku sungguh menahan diri untuk tidak sama sekali membacanya karna aku paham, aku nggak akan mampu membeli dan aku juga sadar, nggak akan ada penggemar Harry Potter yang rela meminjamkan bukunya. Bagiku dan bagi kebanyakan pecinta bukunya mungkin, buku ini memang buku mahal yang nggak sembarang orang bisa beli dengan mudah. Selama itu pula aku menikmati karya ini lewat film, karna memang media itu yang terjangkau bagiku. Aku bahkan selalu menonton beberapa bulan setelah filmnya dirilis karna harus menunggu versi VCD-nya dijual bebas, karna menonton bioskop pun sama mewahnya dengan membeli majalah. Iya, alasan klise, masalah biaya :)

Pertama kali aku berhasil membaca bukunya adalah saat aku 16 tahun. seorang teman dengan mudahnya meminjamkan buku Harry Potter and the Sorcerer's Stone. Pertama kali membacanya, aku semakin jatuh cinta dengan dunia yang dicipta J.K. Rowling ini. Dan yah, seperti yang kalian duga, makin susah aku membendung hasrat mengintip cerita selanjutnya dari buku yang terbuka di Gramedia. 

Pertama kali aku memiliki novelnya adalah saat aku ulang tahun ke-17. Itupun karna teman-teman segeng berinisiatif menghadiahi buku kelima (Harry Potter and the Order of the Phoenix) "nih, abis nonton filmnya, baca bukunya juga ya" begitu kata mereka. 1200 halaman itu aku lahap dalam seminggu disela banyak PR. Aku juga rela memangkas jatah tidurku demi menuntaskan buku ini. hasilnya aku makin terobsesi ingin membaca bukuny karna ternyata banyak hal krusial yang diceritakan dalam buku tidak dapat digambarkan dalam visual. Beruntungnya, kala itu aku punya satu sahabat yang berhasil aku racuni prihal dunia Harry Potter ini. Namanya Vitrul, karena dialah aku berhasil membaca buku keenam dan ketujuh tepat setelah bukunya dirilis. Tak ada kata yang bisa membandingkan betapa aku menaruh hormat pada J.K. Rowling. Buku terakhirnya sungguh karya terbaik yang pernah aku baca bahkan sampai hari ini. 



Hal yang aku ingin ceritakan dari perjalanan jatuh cinta ini adalah proses. Proses bersabarku yang panjang yang akhirnya bertemu dengan ujungnya. 2016 lalu aku baru berani mencari novel ini lagi karna aku merasa aku sudah mampu untuk membelinya. Sayangnya novel ini sungguh sulit ditemukan di toko buku manapun. Aku ingat, pada akhir 2016 ada hari dimana aku menelfon hampir seluruh toko buku di pulau jawa hanya untuk menanyakan apakah novel ini dapat aku beli di sana. Hasilnya nihil. aku hanya berhasil mendapatkan buku keenam dan ketujuh dari satu online shop. Tidak sampai di sana, aku pun menghubungi pihak Gramedia, menanyakan apakah buku seri satu sampai empat akan dijadwalkan naik cetak ulang? Saat itu mereka hanya menjawab "masih belum tau" 

Akhirnya Desember 2016 udara segar itu muncul dari @Odelix yang merupakan editor di Gramedia Pustaka Utama. Aku dengan semangat menanyakan prihal kabar apakah buku ini akan naik cetak ulang? Dan hasilnya, ia menjawab bahwa awal tahun depan Harry Potter akan dicetak ulang dengan cover baru buatan illustrator Indonesia. Akhirnya aku melihat akhir penantian ini. Secara berkala aku selalu menulis 100 mimpiku, pada saat itu aku sudah dua kali menuliskan "punya buku Harry Potter lengkap" di jajaran mimpiku. Awal 2018 lalu aku kembali menulis 100 mimpiku, dan tidak lagi menulis poin yang sama karna akhir 2017 aku akhirnya mengakhiri perjalan panjang ini. Aku akhirnya memiliki buku seri Harry Potter lengkap. 15 tahun setelah aku pertama kali jatuh cinta.

Mungkin bagi orang lain, ini hanyalah hal kecil yang nggak patut dibanggakan. Tapi bagiku, ini adalah satu mimpi yang terwujud. (cerita ini juga pernah aku ceritakan di twitter)



Untuk siapapun kamu, sejauh apapun mimpi atau apapun yang kamu ingin wujudkan, jangan pernah takut untuk tetap mengejarnya. Tuhan selalu punya cara untuk membuat kita dapat sampai di sana asal kita percaya dan terus berusaha. Aku bahkan telah beberapa kali membuktikannya :)




Akhir kata, aku hanya ingin mengingatkan diriku sendiri untuk tetap menabung dan berusaha karna WOY, BUKU HARRY POTTER AND THE CURSED CHILD BELOM KEBELI HOY! 
Sekian dan terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima Kasih Dewi Lestari

Pagi ini entah mengapa saya iseng membaca twitter teh @deelestari . Penulis favorit saya, dan saya menyadari beberapa hal. Buku pertama yang saya baca adalah Perahu Kertas (tahun 2011) saya masih 20 tahun saat itu. sedang berkasus dengan cinta. Cinta kepada orang yang sedekat hubungan kakak adik tapi tak berani memutuskan untuk melanjutkan atau mengakhiri. Buku ini adalah hal yang tak bisa saya ucapkan maknanya. Saat itu saya stug di satu kondisi. Tak bisa bercerita kepada siapapun. Sangat iseng membuka google dan memasukkan kata kunci “kisah kakak adik ketemu gede” dan dengan lucunya semesta ini mempertemukan saya dengan eBook Perahu Kertas. Tanpa banyak pikir saya mendownloadnya. Membacanya di layar laptop, bahkan sampai empat kali sebelum akhirnya membeli buku cetaknya sebagai penghargaan untuk diri sendiri baru pada 2012. Saya aquarius, pecinta laut, pecinta lelaki pendiam nan misterius. Entah guyonan semesta macam apa ini. Tapi yang pasti setelah membaca buku itu saya ber...

Pelukan Kebebasan

Pukul 22.00. waktu dimana SMSmu hadir. Selalu di waktu ini. Terkadang sebelumnya, saat kamu terlalu cepat pulang dari ritualmu menghirup kopi. Kadang pula setelahnya, saat kamu terlalu sibuk dengan kawan bicaramu. Kita bisa berbicara berjam-jam di waktu malam, sebelum aku akhirnya sempat pensiun sebagai nocturnal. Saat bersamamu, aku selalu berfikir, ternyata jarak Surabaya – Semarang hanya sejengkal di dalam obrolan kita. Tak pernah lebih jauh. Kamu orang yang menyadarkan aku akan banyak hal yang berkaitan dengan hukum. Orang yang selalu berkata padaku, “Sekarang orang baik sudah langka, aku mau kita jadi salah satunya.” Dan kemudian aku selalu mengingat itu saat aku acuh terhadap orang lain. Saat itu kita memang sama-sama mengejar mimpi. Mimpi masing-masing yang memang tinggal selangkah dalam genggaman. Hubungan pertamaku dengan orang yang tak pernah protes dengan segala kesibukanku, karena kamu pun demikian sibuknya. kamu yang sebegitu dewasanya menanggapi aku yang khawa...

Review Dan Pengalaman Sakaw Aroma Karsa (Full Spoiler)

“Kalau wewangian bisa berbicara, suaraku pasti sudah habis menyapa mereka satu demi satu”  Jati Wesi (Surat-Surat Dari Grasse. Aroma Karsa – part 8) “Dari semua yang pernah kukenal, kamu orang pertama yang bisa membaui dunia seperti yang kubaui, yang bisa mencium apa yang kucium. Orang pertama yang mengerti.” – Jati Wesi (Separuh Misteri. Aroma Karsa – part 7) “Asmara tidak bisa dipahami, Cuma bisa dirasakan akibatnya” – Empu Smarakandi Beberapa bulan ini aku sedang keranjingan satu karya yang berhasil membolak balik pikiranku, yang membuat hatiku berjangkar di sana tanpa mau berpindah sejak awal kalimatnya sampai. Aroma Karsa, satu lagi karya terbaru Dee Lestari yang baru 16 Maret 2018 lalu resmi terbit di toko buku. Aroma Karsa sendiri diterbitkan dalam dua versi, buku dan digital. Secara digital, buku ini diterbitkan dalam format cerbung yang dibagi dalam 18 part setiap hari senin dan kamis mulai Januari lalu oleh Bookslife. Seperti yang terlihat pa...