Langsung ke konten utama

6 Postingan Per Bulan




Sebenarnya aku punya janji untuk diriku sendiri. Aku mau rajin nulis, sebulan paling nggak harus ada 6 blog post! Nulis apa aja, mau receh, serius, panjang, pendek. Apapun. Untuk belajar nulis aja. Belajar mengkristalkan pikiran. Tapi sayangnya beberapa bulan terakhir aku malah lebih sering ngeluh.

"Ini kenapa sih ngga bisa nulis? Padahal idenya udah ada"
"Ini konklusinya udah ada lho. Tapi kenapa kalimatnya ngga nyampe-nyampe?"
Dan lain sebagainya

Yang selalu kejadian setiap aku mulai nulis adalah nulis dua atau tiga kalimat trus berhenti. Seringnya draff tulisanku bahkan udah sampai dua atau tiga paragraf lalu berhenti gitu aja dan nggak nemu mood melanjutkan.

Dua hari ini sebenarnya aku lagi sakit jadi lebih banyak pegang handphone dan mikir hal-hal random, serius dan banyak alaynya. Kemudian aku berfikir juga soal ini. Kenapa aku sekarang susah nulis?

Dulu di awal aku buat blog, sejujurnya cuma untuk healing menyembuhkan psikologisku yang acak adul, lama kelamaan aku mulai rajin nulis dan mulai bahas hal agak serius. Sampai pada satu titik aku merasa "sembuh"  dan kemudian memberanikan diri menamai blogku dengan identitas asliku & mempublikasikannya. Pembacanya bertambah, bahkan ada beberapa teman yang rutin menagih pos blog. Senang? Iya senang, tulisanku dibaca dan dipuji orang, tapi ternyata ini yang membuat aku susah nulis akhir-akhir ini. 

Dulu aku menulis ya karna aku mau, karna aku butuh, dan karna aku bahagia waktu baca lagi tulisan-tulisanku. Tapi sekarang beda. Setiap aku mau nulis, hal pertama yang aku pikirkan adalah "mau bahas apa ya? Apa yang keren buat dibahas ya? " dan saat beberapa kalimat jadi, aku selalu membaca ulang lagi, lagi dan lagi, kemudian muncul komentar "bagus nggak sih tulisanku ini?"

Yah, aku sibuk menilai, aku sibuk mengkoreksi, dan aku sibuk ketakutan sampai akhirnya aku berhenti. 

Aku tak lagi tulus untuk menulis. Aku lupa rasa bahagia saat menulis. Aku lupa betapa menyenangkannya proses mengubah apa isi otak menjadi jajaran huruf.

Iya aku rindu. 

Aku sadar hari ini, sibuk memikirkan nilai itu melelahkan dan ternyata kita nggak akan bisa membuat semua orang berpihak pada kita. Selama nggak merugikan orang lain, sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana kita bahagia atas apa yang kita lakukan dan menikmati prosesnya. 

Komentar positif itu bonus dan komentar negatif itu cuma angin berhembus. 😁

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima Kasih Dewi Lestari

Pagi ini entah mengapa saya iseng membaca twitter teh @deelestari . Penulis favorit saya, dan saya menyadari beberapa hal. Buku pertama yang saya baca adalah Perahu Kertas (tahun 2011) saya masih 20 tahun saat itu. sedang berkasus dengan cinta. Cinta kepada orang yang sedekat hubungan kakak adik tapi tak berani memutuskan untuk melanjutkan atau mengakhiri. Buku ini adalah hal yang tak bisa saya ucapkan maknanya. Saat itu saya stug di satu kondisi. Tak bisa bercerita kepada siapapun. Sangat iseng membuka google dan memasukkan kata kunci “kisah kakak adik ketemu gede” dan dengan lucunya semesta ini mempertemukan saya dengan eBook Perahu Kertas. Tanpa banyak pikir saya mendownloadnya. Membacanya di layar laptop, bahkan sampai empat kali sebelum akhirnya membeli buku cetaknya sebagai penghargaan untuk diri sendiri baru pada 2012. Saya aquarius, pecinta laut, pecinta lelaki pendiam nan misterius. Entah guyonan semesta macam apa ini. Tapi yang pasti setelah membaca buku itu saya ber...

Pelukan Kebebasan

Pukul 22.00. waktu dimana SMSmu hadir. Selalu di waktu ini. Terkadang sebelumnya, saat kamu terlalu cepat pulang dari ritualmu menghirup kopi. Kadang pula setelahnya, saat kamu terlalu sibuk dengan kawan bicaramu. Kita bisa berbicara berjam-jam di waktu malam, sebelum aku akhirnya sempat pensiun sebagai nocturnal. Saat bersamamu, aku selalu berfikir, ternyata jarak Surabaya – Semarang hanya sejengkal di dalam obrolan kita. Tak pernah lebih jauh. Kamu orang yang menyadarkan aku akan banyak hal yang berkaitan dengan hukum. Orang yang selalu berkata padaku, “Sekarang orang baik sudah langka, aku mau kita jadi salah satunya.” Dan kemudian aku selalu mengingat itu saat aku acuh terhadap orang lain. Saat itu kita memang sama-sama mengejar mimpi. Mimpi masing-masing yang memang tinggal selangkah dalam genggaman. Hubungan pertamaku dengan orang yang tak pernah protes dengan segala kesibukanku, karena kamu pun demikian sibuknya. kamu yang sebegitu dewasanya menanggapi aku yang khawa...

Review Dan Pengalaman Sakaw Aroma Karsa (Full Spoiler)

“Kalau wewangian bisa berbicara, suaraku pasti sudah habis menyapa mereka satu demi satu”  Jati Wesi (Surat-Surat Dari Grasse. Aroma Karsa – part 8) “Dari semua yang pernah kukenal, kamu orang pertama yang bisa membaui dunia seperti yang kubaui, yang bisa mencium apa yang kucium. Orang pertama yang mengerti.” – Jati Wesi (Separuh Misteri. Aroma Karsa – part 7) “Asmara tidak bisa dipahami, Cuma bisa dirasakan akibatnya” – Empu Smarakandi Beberapa bulan ini aku sedang keranjingan satu karya yang berhasil membolak balik pikiranku, yang membuat hatiku berjangkar di sana tanpa mau berpindah sejak awal kalimatnya sampai. Aroma Karsa, satu lagi karya terbaru Dee Lestari yang baru 16 Maret 2018 lalu resmi terbit di toko buku. Aroma Karsa sendiri diterbitkan dalam dua versi, buku dan digital. Secara digital, buku ini diterbitkan dalam format cerbung yang dibagi dalam 18 part setiap hari senin dan kamis mulai Januari lalu oleh Bookslife. Seperti yang terlihat pa...