Aku
ingin bangun seperti biasa, menyesap air putih yang selalu ada di sebelah
tempat tidurku kemudian, dan mencari handphone setelahnya. Aku hanya ingin menyesap
hari ini dengan biasa saja, bermalas-malasan sejenak di kasur, baru kemudian
mandi lalu pergi ke kampus untuk mengisi semangat menulis tugas akhir.
Siangnya, setelah aku puas berbincang dengan beberapa orang di kampus yang
membuatku asing, aku akan pergi, kemana saja. Bertemu kawan lama, atau hanya
menghabiskan hari di dalam mall, apapun.
Aku
ingin menjalani hari ini dengan biasa saja, tanpa ucapan, tanpa pendar lilin
diatas kue tart, dan tanpa kejutan mengarah perpeloncoan. Aku hanya ingin menyesap hari ini dengan biasa
saja. Sama halnya dengan 5 Mei, 12 Agustus, 24 Juli, dan tanggal lainnya.
Aku
tidak merayakan hari ini, aku tak ingin merayakan 10 Februari. Aku hanya ingin
mengucap syukur dengan lirih, hanya untukku dan Tuhanku, Aku sudah jengah
dengan pesta, aku terlalu lelah untuk hanya sekedar basa-basi, izinkan kali ini
saja aku merayakan pergantian umurku hanya dengan diriku sendiri, tak perlu
perayaan, bahkan kue tart. Cukup diriku sendiri. Hanya sendiri, menatap apa saja yang
telah aku lewati, berharap apa yang kemudian jadi alasanku berjuang. Bukan,
bukan aku tak mensyukuri memiliki kalian. Sungguh, aku hanya ingin melewati
hari ini dengan biasa saja. Hanya itu.
Komentar
Posting Komentar