Melindungi, tetapi kemudian dicaci. Melakukan, tetapi dianggap diam. Menyelamatkan, tetapi ditikam. Ku mau seperti ia saja, berarti tapi tak ingin dimengerti. Cukup hanya berbuat tanpa kemudian berharap piala. Dihina, bahkan dituduh tetapi menyelesaikan semua hal. Aku mau diam saja, tak menyangkal, pun tak membela diri. Sudah, cukup hanya membungkam kata. Hanya mendengar, mengumpulkan emosi untuk kemudian diakumulasi untuk menyemangati diri. Biarlah seperti ini saja, biarlah semuanya hanya mengerti dari spekulasi, karna sudah bukan saatnya mengklarifikasi. Karna ucapan sungguh tak berarti, sekali lagi, biarlah begini. Semoga suatu saat akan terbukti, kalaupun tak terbukti, biarkan saja mereka mengamini spekulasinya sendiri. Jika kau ingin mengerti seperti apa aku sedang berdiri. Buka saja kisahnya, cerita fiksi, walaupun ceritaku tak sempurna fiksinya. Tapi kisahku nyata adanya. Kemudian biar saja ku adopsi caranya, caranya membungkam banyak kata. Hey, Kang M...
kisah tentang perjalanan, pembelajaran, dan cinta.